Laman

Sabtu, 05 Juni 2010

ASAL MUASAL BERDIRINYA

PP. PROF.DR. HAMKA MANINJAU

Telah banyak ulama yang telah mendahuli kita, khususnya di daerah Maninjau dan sekitarnya. Sebelumnya Maninjau merupakan daerah yang banyak melahirkan tokoh-tokoh yang berkiprah bukan hanya di pentas Nasional tetapi juga Internasional, seperti Inyiak DR (ayah Buya Hamka ), Buya Hamka, Buya AR. Sutan Mansyur, Moh. Nastir dan banyak lagi yang lainnya

Kemudian banyak timbul kesimpang siuran fatwa tentang hukum agama di daerah Agam khususnya dan Sumatera Barat serta Indonesia pada umumnya, dengan tidak ditarjih terebih dahulu oleh para ulama, hal ini sangat meresahkan Masyarakat. Berdasarkan fenomena inilah sepakat para tokoh Maninjau baik yang berada di Kampung maupun yang berada di perantauan untuk mencarikan solusinya, serta mengantisipasi dari kekhawatiran tersebut. Salah-satu jalan waktu itu sepekatlah mereka membangun sebuah Pondok Pesantren yang diberi nama ‘Pondok Pesantren Prof.DR. Hamka”

Pembangunan Pondok Pesantren Prof. DR. Hamka berawal dari pertemuan Buya Hamka (Alm) dengan bapak Suharto Presiden RI pada tahun 1977 M, dalam pertemuan tersebut Buya Hamka menyampaikan rencananya yang sudah lama yaitu akan mendirikan Qutup Khanah (Perpustakaan) di Maninjau. Bapak Suharto waktu itu menyarankan agar buya Hamka membuat Pesantren saja agar ada kader pelanjut dan penerus cita-cita buya Hamka serta akan besar manfaat bagi masyarakat, usulan dari bapak Suharto di iringi dengan janji akan memberi bantuan modal awal sebesar Rp. 52.000.000,- ( lima puluh dua juta rupiah ) .

Saran dan janji dari bapak Presiden Suharto tersebut memberikan semangat kepada Buya Hamka untuk membangun Pondok Pesantren yang sebenarnya sudah lama menjadi harapan dan cita-cita Beliau, untuk merealisasikan janji dari bapak Presiden Suharto tersebut dibentuklah Yayasan “ DR. Abdul Karim Amarullah “ (nama dari ayah Buya Hamka) dengan Akta Notaris nomor ; 58 tahun 1977 M . Dalam Akta Notaris tersebut termasuk diantaranya adalah Bapak H. Basyir Gany (mantan ketua Yayasan Pondok Pesantren Prof. DR. Hamka, sekarang kondisi beliau sudah uzur karena sakit), beliau ditugaskan untuk mencari tanah di Maninjau seluas 2 (dua) hektar. Oleh karena sulitnya dana untuk pembebasan tanah tersebut maka oleh bapak H.Bashir Gany disediakannyalah tanahnya sendiri seluas 4 (empat) hektar, dua hektar di Tanjung dan 2 hektar lagi di Sibarasok keduanya di daerah Sigiran Kec. Tj. Sani Kab. Agam Sumatera Barat tanpa meminta biaya pembebasan tanah.

Setelah disampaikan ke Jakarta bahwa tanah untuk Pesantren sudah ada, maka panitia yang berada di Jakarta mengatakan bahwa kita menunggu sampai selesai pemilau tahun 1977. Ternyata akhir tahun 1977 dapat khabar dari Jakarta yang mengatakan bahwa rencana bantuan dari bapak Presiden Suharto sebesar Rp. 52.000.000,- (limapuluh dua juta rupiah) tersebut gagal atau tidak jadi.

Mendapat khabar kegagalan tersebut maka rencana pembangunan Pesantren di Maninjau terhenti beberapa waktu, empat tahun setelah itu tepatnya tahun 1982 kembali diadakan pertemuan untuk pembahasan pembangunan Pondok Pesantren yang diadakan di rumah H. Udin Rahmani (Alm) yaitu di Maninjau dan dihadiri oleh H.Udin Rahmadhani (dari Maninjau), H. Bashir Gany (dari Sigiran), M. Nur Hamzah (dari Bayur) , Rusdi St. Iskandar (dari Maninjau), Masni Salam Ketua DDII perwakilan Sumatera Barat, Jufri Sultani Pengurus DDII Sumatera Barat dan St. Nasar Khatib Basa (dari Koto Kaciak). Dari hasil pertemuan tersebut didapatlah dua ( 2 ) macam program :

  1. Jangka pendek, yaitu membentuk kader ulama dengan pembinaan selama dua tahun
  2. Jangka Panjang kembali merintis rencana pendirian Pondok Pesantren yang diberi nama dengan Pondok Pesantren Prof. DR. Hamka

Enam bulan setelah pertemuan tersebut kembali bapak H. Bashir Gany ke Jakarta untuk menyampaikan hasil kesepakatan kepada bapak H. Mohammad Nastir. Alhamdulillah bapak H. Moh. Nastir sangat mnyetujui program pembinaan tersebut yang merupakan langkah awal untuk mengatasi krisis ulama di Maninjau, untuk merealisasikan pelaksanaannya maka ditugaskanlah bapak H. Bashir Gany sebagai ketua pelaksananya. Pada akhir tahun 1982 di mulailah program pembinaan tersebut dengan jumlah peserta sebanyak 20 (dua puluh) orang, semuanya berasal dari daerah sekitar Danau Maninjau dengan usia diatas 17 Tahun. Dimana pada waktu itu menghabiskan dana sebesar Rp. 25.000.000,- (duapuluh lima juta rupiah), keseluruhan dana tersebut berasal dari sumbangan bapak H. Moh. Nastir.

Pada akhir tahun 1983 pembinaan kader ulama berakhir dengan di tutup lansung oleh bapak H.Moh. Nastir. Hasil dari pembinaan kader ulama ini cukup menggembirakan, karena sudah mampu mengatasi kekurangan mubaligh dari masing-masing daerah di sekitar Danau Maninjau, dimana sebelumnya hal ini merupakan persoalan yang sangat mendesak terutama untuk menjadi khatib pada sholat jum’at.

Enam tahun setelah itu tepatnya pada tahun l989 M, bapak H.Bashir Gany kembali ke Jakarta untuk membicarakan rencana pembangunan Pondok Pesantren yang masih tertunda , setelah delapan kali pertemuan yang diadakan di Jakarta yaitu diataranya di rumah bapak H.Moh. Nastir, pertemuan terakhir yaitu di rumah bapak A.R.St.Mansyur barulah disepakati pembangunan Pondok Pesantren, dan diberilah mandat bapak H.Bashir Gany untuk mendirikan Pondok Pesantren yang disebut oleh buya Hamka dengan “ Pesantren Pembangkit Batang Tarandam “ .

Sekembalinya bapak H. Bashir Gany dari Jakarta, lansung dibentuk Yayasan Pondok Pesantren Prof. DR. Hamka , dengan Bismillahiramanirrahiim tepatnya tanggal 1 Muharam 1410 H bertepatan dengan tanggal 2 Agustus 1989 M, dimulailah kegiatan Pondok Pesantren Prof.DR. Hamka yang pada awal bertempat di gedung SMP Muhammadiyah Bancah Bayur Kec. Tj. Raya yaitu 3 ( tiga ) kilo meter arah Utara dari pasar Maninjau, dengan jumlah santri 25 orang dan tenaga pengajarnya disamping guru yang berasal disekitar danau Maninjau juga didatangkan dari tamatan Pesantren pulau Jawa seperti Gontor, Ngeruki Solo dan lain sebagainya. Tetapi kegiatan belajar dan mengajar di SMP Muhammadiyah Bayur ini hanya berjalan selama tiga tahun.

Alhamdulillah pada tahun 1982 kita mendapat tanah seluas 2 (dua) hektar yang merupakan wakaf dari bapak Muchtar Khatib Sutan Rajo Lelo. Setelah duduk perwakafan maka orang yang mewakafkan meminta ganti rugi untuk tanaman yang ada didalamnya, sebab famili beliau telah lebih dahulu menanami dengan tanaman berharga. Atas kesepakatan antara pewaqaf dengan Yayasan serta si penanam, penggantian tanaman tersebut sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) dan sudah dibayar tunai kepada bapak BA.Dt. Gunuang Ameh yang sekarang bergelar Dt. Majo Lelo, uangnya di peroleh Yayasan dari bapak H. Mohammad Zen dan Hj. Nursiah orang asli Maninjau yang tinggal di Jakarta. Setelah mendapat Tanah waqaf tersebut barulah Pondok Pesantren Prof. DR. Hamka pindah kelokasi baru yaitu daerah Batunanggai Maninjau, tepatnya pada tanggal 15 Juli 1992 M, sekita 15 (Lima belas ) kilometer dari arah Selatan Ibukota kecamatan Maninjau. Berhubung tanah masih kosong maka kegiatan belajar mengajar diadakan di gedung MDA Muhammadiyah Batunanggai, sedangkan pemondokan santri buat sementara menumpang di rumah-rumah penduduk yang ada disekitarnya.

Sedangkan kegiatan Pondok Pesantren yang di SMP Muhammadiyah Bayur dilanjutkan oleh Pimpinan Muhammadiyah Cabang Tanjung Raya dengan nama Pondok Pesantren Mu’alimin Muhammadiyah Bancah Bayur sekarang berubah nama menjadi SMP Muhammadiyah Bayur. Barulah setelah tiga (3) tahun menumpang di MDA Muhammadiyah Batunanggai tepatnya akhir tahun l995 kita dapat membangun sebuah Masjid, yang merupakan bantuan dari ibu Hj.Halimah ‘Ali Bin Abdullah sebesar Rp. 29.000.000,- (Duapuluh sembilan juta rupiah), ditambah dengan dana lain yang di usahakan pihak Yayasan, pembangunan baru selesai setelah menghabiskan dana sebesar 42.000.000,- (empat puluh dua juta rupiah ).

Dengan selesainya pembangunan Masjid tersebut maka kegiatan belajar mengajar dipindahkan ke masjid, artinya tidak lagi menumpang di MDA Muhammadiyah Batunanggai. Sekarang alhamdulillah, secara beransur kita sudah memiliki Ruang Belajar sebanyak enam lokal, Asrama putra dan asrama putri memiliki daya tampung masing-masing 100 (seratus) orang santri, Ruang perpustakaan, rumah Ustadz/zah, ruang makan, ruang Komputer, Aula, Masjid, lapangan olah raga dan kantor Pondok serta Yayasan. Disamping bangunan fisik kita sudah memiliki unit usaha diantaranya karamba ikan sebanyak 20 petak, peternakan sapi, kebun coklat dan koperasi pondok dll.

Untuk menunjang kualitas pendidikan sebagian besar guru-guru berasal dari alumni Pondok Pesantren unggulan di Jawa seperti Gontor, Ngruki, Mujahadah, Daarunnajat dan Nurul Huda. Disamping itu juga berasal dari universitas-universitas terkemuka di Pulau Jawa dan Sumatera seperti UIN SGD, Universitas Negeri Padang, STKIP Ahlussunnah Bukittinggi, IAIN Imam Bonjol Padang dan Unand Padang. Perpaduan antara kurikulum Gontor dan pondok pesantren unggul lainnya akan menghasilkan lulusan Pondok Pesantren Prof DR. Hamka, insya Allah diyakini menguasai dan mampu bercakap Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan dapat membaca kitab kuning (menjadi ulama tarjih) juga menguasai ilmu-ilmu exsak, sehingga lulusan Pesantren juga bisa bersaing di UMPTN

Selain itu untuk meningkatkan kualitas para guru, Yayasan Pondok Pesantren Prof. DR. Hamka Maninjau bekerja sama dengan DDII Jakarta, untuk mengirim para guru mengikutii pendidikan lebih lanjutan ke Universitas Islam Ibnu Mas’ud Arab Saudi, Universitas Moh. Nastir Jakarta dan lain sebagainya, sehingga guru-guru Pondok Pesantren Prof. DR Hamka Maninjau kedepan seluruhnya tamatan pesantren unggulan plus sarjana Muslim Tamatan Universitas Islam baik dari dalam negeri maupun luar negeri ( Arab Saudi dan Timur Tenggah)

Pada tanggal 30 September kemaren terjadi musibah gempa di sumatera Barat, Pondok Pesantren Prof. DR. Hamka Maninjau Kec. Tanjung Raya Kab. Agam Sumatera Barat termasuk yang mengalami kerusakan terparah, yaitu sebahagian besar kampus muali dari kantor, asrama putra dan Asrama guru hancur akibat gempa, kondisi ini diperparah dengan lonsoran perbukitan yang berada diatas asrama Pondok Pesantren Prof. DR. Hamka yang membawa lumpur, batu, dan kayu yang sampai saat sekarang bila hujan datang tetap berjatuhan sehingga Pondok Pesantren Prof. DR. Hamka tidak layak untuk dihuni lagi.

Melihat Pondok Pesantren Prof. DR. Hamka yang tidak mungkin untuk ditempati lagi, kita berusaha untuk mencari tempat yang lebih aman, demi kelanjutan pendidikan anak-anak kita yang nantinya akan menjadi kader-kader ulama seperti yang ddicita-citakan oleh Buya Hamka dan Bapak Moh. Natsir (pendiri Pondok Pesantren Prof. DR. Hamka)

Alhamdulillah maksud kita diatas disambaut dengan baik oleh masyarakat jorong Bancah dan Kukuban dengan mewakafkan tanah seluas 4 Ha. Lokasi ini sekitar 10 km dari Kampus Batunanggai atau 2 km dari pasar Maninjau.

Menunggu selesainya pembangunan Kampus yang baru, insya Allah pembangunan tersebut direncanakan bulan Januari 2010 ini akan kita mulai dengan total dana pembangunan Rp. Rp. 4.180.000.000 (empat miliar seratus delapan puluh juta rupiah), maka kegiatan belajar dan mengajar serta proses pembinaan kita lakukan untuk sementara di Jorong Kukuban yaitu di MDA Darusslam Kukuban serta di bangun lokal darurat dan rumah ustad/ustazah bantuan dari Dompet Dhua’afa Republika.

FALSAFAH PENDIDIKAN

PP.PROf. DR HAMKA

Proses pendidikan yang dilakukan oleh PP.Prof. DR.Hamka adalah suatu usaha yang bersifat kontiniu kearah perkembangan untuk membangkitkan dan mengembangkan potensi individu secara menyeluruh dan terpadu untuk mewujudkan manusia yang harmonis dan seimbang (tawazun) dari segi intelektual, Spiritual, emosional dan jasmani berdasarkan keimanan dan Ketaqwaan kepada Allah swt untuk melahirkan insan kamil yang berilmu pengetahuan, memiliki keterampilan, berakhlakul karimah, calon ulama dan pemimpin umat yang sholeh, dan siap mengemban amanah Allah sebagai khalifahNya dimuka bumi yang memberi kebaikan serta mamfaat kepada agama bangsa dan negaranya

VISI

Membentuk kader ulama pelanjut dan penerus cita-cita Buya Hamka yang berprestasi, berbudaya dan berbudi pekerti luhur berdasarkan keimanan dan ketaqwaan dalam menghadapi era globalisasi.

MISI

Melaksanakan pendidikan agama dan umum dengan shohih tanpa adanya dikotomi (perpisahan) ilmu agama dan umum.

TUJUAN

  1. Mendidik dan mengkader generasi muda calon ulama dan pemimpin umat yang sholeh, amanah, jujur, memiliki kecerdasan intelektual, spiritual dan emosional.
  2. Menghasilkan lulusan yang mengausai ilmu agama secara mendalam, menguasai bahasa Al-qu’an (bahasa Arab, Inggris dll.)
  3. Menghasilakn lulusan pasentren yang bisa meneladani kepribadian Buya Hamka

BEBERAPA CIRI KHAS

PONDOK PESANTREN PROF. DR. HAMKA

  1. Mengutamakan pendidikan bukan pengajaran, karena orang terdidik sudah tentu terpelajar, orang terpelajar/cerdas belum tentu terdidik (mempunyai akhlakul karimah)
  2. Pendekatan Pendidikan tidak terbatas ”proses mentransfer Ilmu/ memindahkan lebih dari itu mendidik jiwa, akhlak, moral, etika santri dengan pola sikap jujur, amanah, cerdas, bersih dan berwibawa dalam kehidupan masyrakat”.
  3. Pondok Pesantren Prof. Dr.Hamka maninjau menerima santri pindahan dari MTsN/MTs dan SMP umum dengan persyaratan mengikuti pendididkan persiapan 1 tahun sebelun calon santri pindah masuk kelas representatif kulliatul mu’allimin al islamiyah. Program persiapan (idad) khusus pendalaman Bahasa Arab dan dasar-dasar ilmu Islam
  4. Pondok Pesantren Prof. Dr. Hamka Maninjau berdiri Untuk semua golongan berdasarkan kepada Al-qur’an dan sunah dalam perjuangannya. Meneladani ulama-ulama shalafusshaleh sebagai pewaris para nabi (warashatul ambia)

Badan Pendiri

ü H. Bashir gany Sigiran

ü Drs. H. farid kasim Jakarta

ü Drs. H Basir As, M.M Jakarta

ü H. Bakhtir Bakar Hr.DPL Jakarta

ü H.Usyam Daud Jakarta

ü H. Syakir Abu bakar Jakarta

ü Hajjah Nursiah Jakarta

ü Bustami. K Jakarta

ü Halim Daud Dt. Nagari Sigiran

ü H.Saubi Thalib SH (Alm) Jakarta

ü Hasanuddin Dt.Rj Anggek Jakarta

ü Hj. Khadijah salim Jakarta

ü H. Muhammad Zen Jakarta

Badan Penasehat

ü Moh. Natsir (Alm) Jakarta

ü J. Dt. Singo mangkuto, SH Jakarta

ü Drs.H. Rusyidi hamka Jakarta

ü Ummi H. Fatimah karim A Jakarta

ü Dt.M. mantari Jakarta

ü H.D.Dt.Perpatih Jakarta

Dalam Penyelengaraannya

PP. Prof.DR.Hamka Bekerja Sama Dengan

1. Departemen Agama RI

2. Departemen Sosial RI

3. Bupati Kabupatemn Agam

4. Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

5. LAZ Al-Azhar Peduli Umat Jakarta

6. LAZ Semen Padang

7. BAZ Kabupaten Agam

8. Bank BII Pusat

9. Bamuis Bank BNI 46 Jakarta

10. Dompet Dhu’afa Republika

11. Badan Wakaf Kerajaan Saudi Arabia

12. Badan Wakaf Kuwait

13. ABIM Malaysia

14. PPPA Nusantara

15. LMI Jawa Timur

Kampus Dan Fasilitas PP. Prof. DR. Hamka

1) Kampus Putri & Putra di Batu Nanggai Maninjau

2) Laboratorium Komputer

3) Perpustakaan Kampus Putra Dan Putri

4) Koperasi Pondok Pesantren (Kopentren)

5) Lapangan Olah Raga

6) Ruang Praktek Keterampilan

7) Asrama Putra Dan Putri

8) Masjid

9) Dapur Umum

10) Gedung Aula

Kegiatan Ekstrakuler Santri

1) Menjahit Bordir dan Kompeksi

2) Komputer (Wajib)

3) Sablon Kertas, Plastik dan Kain

4) Muhadharoh Pidato Bahasa Arab, Inggris Dan Bahasa Indonesia (Wajib)

5) Kesenian Islam (Mercing Band, Nasyid, kaligrafi dan Dll)

6) Olah Raga (Pencak Silat, Bola Kaki, Bola Volly, Bola Pimpong Dll)

7) Praktek Tilawah Al-qur’an (Wajib)

8) Hifzul Qur’an (Wajib)

9) Keterampilan Pertanian, Perikanan dan Peternakan

10) Khaligrafi

11) Dan lain-lain

DATA PONDOK PESANTREN PROF. DR. HAMKA

BATUNANGGAI MANINJAU

KABUPATEN AGAM PROP. SUMATERA BARAT

========================================================

Nama Sekolah : Pondok Pesantren Prof.DR.Hamka

Alamat: Desa/Kecamatan : Batunanggai / Tanjung Raya

Kab/Prop. : Agam / Sumatera Barat

No. Telp/HP : (0752) 61648-61039-61706

1. Nama Yayasan : Pondok Pesantren Prof.DR.Hamka

Alamat Yayasan & No. Telp. : Batunanggai Kec.Tj. Raya Kab. Agam

Sumatera Barat : -

2. Tahun didirikan : 1989

3. tahun beroperasi : 1989

4. Kepemilikan tanah (swasta) : Yayasan PP Prof.DR.Hamka

A. Status Tanah : Milik Sendiri

b. Luas Tanah : 20.000 M2

5. Status Bangunan : Swadaya

a. Surat Izin Bangunan : -

b. Luas Seluruh Bangunan : 760 M2

6. Data Siswa dalam 5 (lima) tahun terakhir

Tahun Pelajaran

Jumlah Pendaftar

Jumlah Siswa

Jumlah Rombel

Th. 2002/2003

26 Org

60 Org

6 Rbl

Th. 2002/2004

24 Org

54 Org

6 Rbl

Th. 2004/2005

29 Org

69 Org

6 Rbl

Th. 2005/2006

26 Org

66 Org

6 Rbl

Th. 2006/2007

30 Org

67 Org

6 Rbl

Th. 2007/2008

40 Org

103 Org

6 Rbl

Th.2008/2009

45 0rg

110 org

6 Rbl

Th.2009/2010

47 0rg

113 org

6 Rbl

7. a) Data Ruang Kelas


Jumlah Ruang

Ruang kelas (asli) (a)

4

Ruang lainnya yang digunakan untuk / sebagai Ruang Kelas (b) yaitu ruang

Masjid……………….

Kantor……………….

1

1

Jumlah Ruang Kelas Seluruhnya (a + b)

6

b) Data Kondisi Ruang

No

Keterangan

Kebutuhan

Sudah dimiliki

Kekurang

1

Ruang Belajar

12 Ruang

6 Ruang

6 Ruang

2

Asrama PA/PI

4 Ruang

2 Ruang

2 Ruang

3

Labor Komputer

1 Ruang

Tidak ada

1 Ruang

4

Ruang Pustaka

2 Ruang

Tidak ada

2 Ruang

5

Kantor Kepala

1 Ruang

Tidak ada

1 Ruang

6

Kantor Majelis guru

1 Ruang

Tidak ada

1 Ruang

7

R.Lab. IPA

1 Ruang

Tidak ada

1 Ruang

c) Data Kondisi Lapangan

- Lapangan Basket Rusak Berat

- Lapangan Volly Rusak Berat

8. Data Guru/Staf

Keterangan

Kebutuhan

Yang ada

Kekurangan

Guru

a.Guru Agama

b. Guru Umum

14

10

14

8

-

2

Staf Tata Usaha

4

3

1

Pembina

4

4

-

9. Sumber Dana Operasional dan Perawatan: Bantuan Operasional Sekolah (BOS): ada

10. Sumber Dana School Grant : tidak ada

11. Site Plan yang menggambarkan eksisting bangunan di atas lahan sekolah : ada




Ponpes Hamka Maninjau Masih di Penampungan

“Saat ini santri kita tinggal 47 anak, karena yang lain diambil orangtuanya ketika mengungsi di Masjid Ummul Qura. Para orangtua itu rupanya tak tahan melihat anaknya tidur bergelimpangan di masjid,’’ tutur Ustadz Fuad Al Hafidz, pengasuh santri Ponpes Hamka, saat ditemui di penampungan sementara di kompleks MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah) Kukuban, Kec Tanjungsari, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Ponpes Prof Hamka berdiri di Batunanggai, Maninjau, Kec Tanjungsari, Kabupaten Agam, sejak awal 1990-an. Pesantren ini menampung santri dari keluarga dhuafa asal Agam, Mentawai, Medan, Jambi, dan lain-lain. Sebanyak 80 persen santri berasal dari keluarga dhuafa yang tak mampu membiayai keseharian mereka di pondok.

Sejak gempa mengguncang Sumatera Barat pada September 2009, Zainul Arifin mengevakuasi warga Ponpes Buya Hamka ke Masjid Ummul Qurra Tanjungsari, sekitar 7 km dari lokasi ponpes. Seluruh warga Ponpes selamat, namun asrama santri putra beserta sebagian besar isinya, hancur terhantam longsoran bukit Maninjau yang diguncang gempa.

Selama di pengungsian, para ustadz, ustadzah, dan santri, tidur di dalam masjid. Keluarga ustadz menempati ruang belakang mihrab, sedangkan santri putri di sisi kanan ruang masjid dan santri putra di sisi kirinya.

Untuk melanjutkan kegiatan belajar-mengajar, para santri mukim yang berjumlah 96 anak kemudian dititipkan di MTs Muhammadiyah Sungai Batang, yang terletak sekitar 2 km dari Masjid Ummul Qurra.

Bersama lembaga ummat lainnya, LAZIS Dewan Da’wah turut membantu membiayai operasional pesantren ini di penampungan. LAZIS juga membangun seratusan Rumah Syukur bagi warga Maninjau yang rumahnya hancur kena gempa. Dana pembangunan berasal dari donatur Malaysia.

Semula, Ponpes Hamka akan direlokasi sementara ke komplek Masjid Syekh Amrullah, tak jauh dari makam kakek Buya Hamka. Namun, karena fasilitas tidak mencukupi, santri dan guru Ponpes Hamka kemudian dipindahkan ke kompleks MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah) Kukuban, Tanjungsari.

Di sini, santri belajar pagi dan malam di ruang kelas MDA. Mereka bergantian dengan murid MDA yang masuk kelas sore hari. Guru dan santri Ponpes Hamka tinggal di barak-barak penampungan di sekitar masjid setempat.

Zainul Arifin mengungkapkan, rencananya Ponpes Hamka akan direlokasi ke bukit Kubu Gadang, sekitar 3 km dari MDA Kukuban. Lahannya sudah tersedia. ‘’Biaya yang dibutuhkan untuk membanguan pesantren dan infrastruktur jalan sekitar Rp 3 Milyar. Saat ini kami sudah mendapat bantuan awal dari Timur Tengah sekitar Rp 800 juta,’’ kata Arifin. (nurbowo)

Image