Laman

Sabtu, 05 Juni 2010

Ponpes Hamka Maninjau Masih di Penampungan

“Saat ini santri kita tinggal 47 anak, karena yang lain diambil orangtuanya ketika mengungsi di Masjid Ummul Qura. Para orangtua itu rupanya tak tahan melihat anaknya tidur bergelimpangan di masjid,’’ tutur Ustadz Fuad Al Hafidz, pengasuh santri Ponpes Hamka, saat ditemui di penampungan sementara di kompleks MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah) Kukuban, Kec Tanjungsari, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Ponpes Prof Hamka berdiri di Batunanggai, Maninjau, Kec Tanjungsari, Kabupaten Agam, sejak awal 1990-an. Pesantren ini menampung santri dari keluarga dhuafa asal Agam, Mentawai, Medan, Jambi, dan lain-lain. Sebanyak 80 persen santri berasal dari keluarga dhuafa yang tak mampu membiayai keseharian mereka di pondok.

Sejak gempa mengguncang Sumatera Barat pada September 2009, Zainul Arifin mengevakuasi warga Ponpes Buya Hamka ke Masjid Ummul Qurra Tanjungsari, sekitar 7 km dari lokasi ponpes. Seluruh warga Ponpes selamat, namun asrama santri putra beserta sebagian besar isinya, hancur terhantam longsoran bukit Maninjau yang diguncang gempa.

Selama di pengungsian, para ustadz, ustadzah, dan santri, tidur di dalam masjid. Keluarga ustadz menempati ruang belakang mihrab, sedangkan santri putri di sisi kanan ruang masjid dan santri putra di sisi kirinya.

Untuk melanjutkan kegiatan belajar-mengajar, para santri mukim yang berjumlah 96 anak kemudian dititipkan di MTs Muhammadiyah Sungai Batang, yang terletak sekitar 2 km dari Masjid Ummul Qurra.

Bersama lembaga ummat lainnya, LAZIS Dewan Da’wah turut membantu membiayai operasional pesantren ini di penampungan. LAZIS juga membangun seratusan Rumah Syukur bagi warga Maninjau yang rumahnya hancur kena gempa. Dana pembangunan berasal dari donatur Malaysia.

Semula, Ponpes Hamka akan direlokasi sementara ke komplek Masjid Syekh Amrullah, tak jauh dari makam kakek Buya Hamka. Namun, karena fasilitas tidak mencukupi, santri dan guru Ponpes Hamka kemudian dipindahkan ke kompleks MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah) Kukuban, Tanjungsari.

Di sini, santri belajar pagi dan malam di ruang kelas MDA. Mereka bergantian dengan murid MDA yang masuk kelas sore hari. Guru dan santri Ponpes Hamka tinggal di barak-barak penampungan di sekitar masjid setempat.

Zainul Arifin mengungkapkan, rencananya Ponpes Hamka akan direlokasi ke bukit Kubu Gadang, sekitar 3 km dari MDA Kukuban. Lahannya sudah tersedia. ‘’Biaya yang dibutuhkan untuk membanguan pesantren dan infrastruktur jalan sekitar Rp 3 Milyar. Saat ini kami sudah mendapat bantuan awal dari Timur Tengah sekitar Rp 800 juta,’’ kata Arifin. (nurbowo)

Image

1 komentar:

  1. assalammua'alaikum. ana mau tanya apakah disana ada pengurus atau asatidz yg bernama ZULFIAN?
    ana butuh tau kabarnya krn ana hilang kontak dengan beliau sejak 2007. jazakalla

    BalasHapus